Ilmu pengetahuan, Tuan-tuan, betapa pun tingginya, dia tidak berpribadi. Sehebat-hebatnya mesin, dibikin oleh sehebat-hebat manusia dia pun tidak berpribadi. Tetapi sesederhana-sederhana cerita yang ditulis, dia mewakili pribadi individu atau malahan bisa juga bangsanya. Kan begitu Tuan Jenderal? — Pramoedya Ananta Toer, Jejak Langkah (1985)
Tahun 2020 lalu, bulan Februari, tepat sebulan sebelum pandemi Covid 19 merebak, gua sedang asyik-asyiknya membaca buku-buku dari Yuval Harari. Gak tanggung-tanggung, dalam rentang 3 bulan, 3 buku Harari dari Sapiens, Homo Deus, dan 21 Lessons for the 21st Century gua libas pada saat itu. Padahal, gua lagi menghadapi UTS semester 4 di ITB juga loh wkwk.
Ada banyak banget yang gua dapet dari buku-buku Harari, tapi yang paling nyantol di kepala gua sampai sekarang setelah 5 tahun berlalu adalah soal tiga tantangan besar umat manusia di abad ke-21. Tiga tantangan ini disampaikan dengan jelas di buku Homo Deus, dan disebut sulitnya konsep dunia sekarang menghadapi tiga tantangan tersebut. Tiga tantangan tersebut adalah disrupsi teknologi, perubahan iklim, dan perang nuklir. Tiga tantangan ini disebut besar relatif terhadap banyaknya tantangan dan masalah lain karena tiga tantangan ini yang mengancam kepunahan manusia.
Satu tantangan yang paling menarik adalah disrupsi teknologi, dan apa yang mengerikan dari tantangan ini adalah semua itu nyata di depan mata. Premisnya adalah AI dan teknologi biologi akan semakin advance di masa depan. Disrupsi tersebut sudah memberikan ancaman, sesederhana kita semua satu dunia gak ada yang tahu pasar kerja di masa depan seperti apa. Untuk pertama kali dalam sejarah manusia, kita gak tahu pekerjaan apa yang akan relevan dalam 50 tahun bahkan tidak 20-30 tahun sekalipun. Jaman dulu orang bisa sekolah, belajar satu jurusan, lalu lulus dan bekerja pada satu bidang dari awal karir sampai pensiun. Namun dengan bagaimana teknologi berkembang sekarang, gak ada yang tahu pekerjaan apa yang akan menjadi gak relevan.
Itulah apa yang sekarang di tahun 2025 ini kita saksikan. AI dan robot perlahan mulai menggeser pekerjaan-pekerjaan. ChatGPT diluncurin pada akhir 2022. Gua masih inget betapa excited nya gua dulu waktu pertama coba teknologi tersebut. Dan kita dulu berpikir ini adalah the next google, hanya saja jauh lebih advance, lebih pintar.