Protokol Membuat dan Mencapai Tujuan Berdasarkan Neuroscience

Status
Created
Dec 10, 2024 02:23 AM
Tags
  • Ada sistematis biologi pada otak ketika manusia menentukan dan mengejar suatu tujuan
    • Amygdala → Bagian otak yang berkaitan dengan fungsi gairah, memberikan emosi kuat campuran kecemasan, ketakutan, tapi terutama adalah gairah kuat terhadap sesuatu
    • Bazal Ganglia → Bagian otak yang berkaitan dalam apakah tindakan mesti dilakukan atau jangan dilakukan
    • Lateral Prefrontal Cortex → Berkaitan untuk merencanakan sesuatu dalam jangka menengah hingga panjang, jadi bagian ini sangat aware dengan waktu
    • Orbital Prefrontal Cortex → Berkaitan dalam mengevaluasi keadaan emosi atau gairah saat ini sehingga berhubungan dalam melihat progress yang telah dilakukan
  • Protokol 1: Pilih Satu Tujuan Prioritas
    • Protokol pertama adalah mendefinisikan satu tujuan spesifik yang mau untuk harus dicapai
    • Jika terlalu banyak tujuan yang harus dicapai, maka kemungkinan besar kita akan gagal semuanya
    • Bukan berarti mengabaikan aspek-aspek hidup kesehatan, keluarga, keuangan, tapi prioritaskan satu tujuan yang bener-bener diambisi dengan tetap jalanin hal lain secara sehat
    • Cara untuk memprioritaskan bisa dengan daftarin aspek-aspek hidup kita, misal kesehatan badan, kesehatan mental, pekerjaan, keluarga, keuangan dll. Lalu kemudian cross satu-satu yang menurut kita nanti dulu untuk kita bisa fokus di satu hal dulu. Ini tergantung masing-masing orang
  • Protokol 2: Buat Tujuan yang Tinggi Menantang
    • Mungkin kita mikir kalo tujuan ketinggian maka kita gak akan bisa mencapainya. Tapi tujuan yang terlalu rendah gak akan mengstimulus arousal atau gairah untuk kita mengejarnya
    • Kita jangan takut kalo frustrasi sama tujuan yang terlalu tinggi dan membuat cemas. Justru frustrasi itu mengindikasikan ada perubahan pada otak (neuroplasticity)
    • Jadi, definisin tujuan prioritas. Set tujuannya, lalu naikin lagi tingkat sukses yang mau kita capai. Percayai bahwa itu bisa tercapai untuk melawan rasa frustasi dan kecemasan dari tingginya tujuan tersebut
    • Paham fakta bahwa kecemasan dan frustasi membantu dalam mengubah struktur otak akan membantu terutama pada orbital prefrontal cortex, ingat, bagian yang mengevaluasi apakah kita membuat progress atau enggak. Sehingga kita akan ngerasa oke meski frustrasi ngadepin tujuan yang besar
    • Perubahan neuroplasticity ini terjadi ketika tidur, jadi emang butuh waktu sampai otak berubah bisa ambis bener pada tujuan yang kita set
    • Oh iya bukan berarti buat tujuan yang mustahil, tapi buat tujuan yang awalnya kita pikir udah paling menatang kita bisa capai sedikit lebih menantang lagi dari itu.
  • Protokol 3: Definisin Kata Kerja yang Berkaitan untuk Mengerjakan Tujuan Kita
    • Fokus bener-bener ke kata kerja. Daripada tulis ingin menjadi berotot, tulislah ingin mengangkat 100 kg deadlift yang mana jika bisa mengangkat itu sudah akan membuat ktia berotot.
    • Spesifikin lagi kata kerja dalam satuan waktu yang kecil seperti minggu atau hari. Misal outcome nya adalah badan berotot 65 kg, kata kerjanya adalah ke gym, spesifikin lagi jadi ke gym setiap 3 kali seminggu hari Senin, Rabu, dan Jumat. Spesifikin lagi ke gym 3 kali minimimum 45 menit per kunjungan.
  • Protokol 4: Mitos Nempel Reminder
    • Tempelin tulisan tujuan kita di tempat yang biasa kita lihat supaya kita semakin tergugah pada tujuan kita adalah mitos.
    • Karena sayangnya, pandangan kita akan terbiasa pada hal yang sehari-hari kita lihat. Jadi kita makin lama akan mengabaikan tulisan tujuan tersebut.
    • Cara yang lebih manjur adalah coba membuat tulisan reminder itu dari nol lagi manual di tempat yang berbeda-beda.
  • Protokol 5: Mitos Minta Orang-Orang Buat Ingetin
    • Kasih tahu ke orang lain atau ke sosial media tentang tujuan kita dengan tujuan mereka akan membuat kita komitmen adalah mitos.
    • Karena sayangnya, ketika kita memberi tahu tujuan kita ke orang-orang ada kemungkinan besar orang-orang akan segera memberi feedback positif yang akan ternyata mengaktivasi reward system pada otak sehingga kita jadi gak begitu tergugah lagi melakukan pekerjaan yang sesungguhnya.
    • Cara yang lebih manjur adalah kalo emang butuh temen buat komitmen, pastiin temen tersebut gak ngasih banyak feedback macem-macem dan hanya fokus ngingetin aja “Hari ini udah ke gym belom lo? Ke gym sana!”
    • Atau barangkali yaudah simpen aja tujuan lo untuk diri lo sendiri.